eL-Tarbawi Vol. I, No. 1, 2008
Editorial Jurnal eL-Tarbawi, Vol. 1, No. 1, 2008
Para pembaca yang budiman,
eL-Tarbawi merupakan jurnal pendidikan yang hadir di tengah-tengah masyarakat yang berfokus pada pendidikan Islam. Pada edisi perdana ini, tema pokoknya adalah tentang kualitas pendidikan. Tema ini diambil untuk memperbincangkan situasi pendidikan kita yang cenderung mulai kehilangan jati diri. Fenomena ini bukan hanya menimbulkan sebuah keprihatinan bahkan lebih dari itu sudah mengarah pada malapetaka, karena pendidikan yang seharusnya menempati posisi yang strategis justru diklaim gagal menjadi sarana menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Klaim ini secara otomatis mengarah juga pada lembaga pendidikan Islam yang berfungsi sebagai penyenggara pendidikan Islam.
Hal ini ditopang adanya realita di era globalisasi dimana Pendidikan Islam dihadapkan pada dua tantangan sekaligus. Pertama, tuntutan masyarakat terhadap mutu pendidikan yang rendah dan belum relevan dengan ekspektasi masyarakat yang terus berkembang. Kedua, problem yang besar tersebut harus segera diatasi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, terutama untuk menjawab masalah klasik tentang dana yang tidak mencukupi, tetapi juga program-program yang sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan dalam negeri maupun global, kurikulum yang dapat mengikuti perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, serta perubahan-perubahan kehidupan, seperti demokratis, pengakuan terhadap hak asasi manusia, kerjasana, dan persaingan global.
Keinginan umat Islam untuk menjadikan Pendidikan Islam sebagai salah satu alternatif memerlukan paradigma-paradigma baru untuk meningkatan peranserta masyarakat, antara lain peningkatan manajeman pendidikan Islam. Realitas membuktikan bahwa Pendidikan Islam telah terperangkap di dalam dualisme pengelolaan, antara pengelolaan pendidikan di bawah Departemen Agama dan pengelolaan pendidikan di bawah Departemen Pendidikan Nasional. Keadaan tersebut membawa upaya untuk meningkatkan mutu Pendidikan Islam di dalam suatu dilema yang cukup sulit. Pertama, adanya suatu keinginan yang besar untuk mengadakan modernisasi pendidikan Islam yang pragmatis di dalam Pendidikan Islam, sedangkan yang Kedua, permintaan perubahan dari arus globalisasi yang tidak dapat terbendung lagi.
Berdasarkan kenyataan di atas, secara tidak langsung menuntut pada pengelola Pendidikan Islam untuk bersifat rasional, transparan dan lebih berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, beberapa tulisan yang ditampilkan diharapkan dapat memberikan wacana dalam meningkatkan kualitas pendidikan kita, seperti permasalahan dan penataan pendidikan Islam menuju pendidikan yang bermutu, pemberdayaan pendidikan Islam merespon perkembangan teknologi informasi, peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan Islam, pemberdayaan madrasah sebagai pendidikan untuk semua dan beberapa tulisan lain yang keseluruhannya dapat pembaca akses dalam jurnal ini.
Selamat membaca.
Redaksi
Peran Strategis Lembaga Pendidikan Berbasis Islam di Indonesia
Arief Efendi
Abstrak
Pendidikan Islam di Indonesia memang begitu dilematis. Artinya di satu sisi, tuntutan untuk meningkatkan mutu dan kualitas agar dapat bersaing dengan lembaga pendidikan umum, di sisi lain perhatian dari pemerintah terhadap lembaga pendidikan Islam masih rendah bahkan masih ditempatkan bukan sebagai kelas utama (the first class) melainkan sebagai kelas kedua (the second class). Peningkatan kualitas lembaga pendidikan Islam merupakan keharusan yang perlu segera direalisasikan, mulai dari input, proses dan output atau lulusan dari lembaga pendidikan Islam, SDM pengelola dan para pendidik memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas Lembaga Pendidikan Islam.
Kata kunci: pendidikan, kualitas, Islam.
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan Islam
Djuwarijah
Abstrak
Pendidikan merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungannya termasuk lingkungan alam dan lingkungan manusi. Di dalam intearksi tersebut manusia bukan hanya hasil interaksi dengan alamnya dan dengan sesama manusia, melainkan hasil pegembangan potensi manusia secara optimal sesuai dengan fitrahnya. Dengan adanya kecenderungan pemanfaatan pendidkan Islam yang berbasis pada masyarakat (community based education management), maka terdapat suatu ruangan yang terbuka bagi pengembangan inovasi dan kreativitas. Pendidikan Islam diharapkan dapat lebih berkembang sehingga lembaga pendidikan Islam memiliki daya tarik tersediri, karena lebih berdimensi keluar dan global. Proses peningakatan kualitas sumber daya manusia memerlukan berbagai prasyarat di dalam pelaksanaannya, antara lain lingkungan kehidupan manusia hendaknya memberikan kesempatan kepada perkembangan peserta didik untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada padanya. Pendidikan Islam, dalam pertumbuhan spiritual dan moral akan mampu menolong individu menguatkan iman, akidah, dan pengenalan terhadap Allah SWT, melalui hukum, moral dan ajaran agama, dengan demikian peserta didik dalam melaksnakan tuntunan iman kepada Allah SWT dan pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama dan nilainya dalam kehidupan pada tingkah lakunya, dan hubungannya dengan Allah SWT dengan sesama manusia dan seluruh makhluk, akan mempertegas pentingnya pendidikan akhlak dan spiritualitas dalam menyongsong globalisasi.
Kata kunci: kuallitas SDM, pendidikan islam, pendidikan agama Islam.
Peran Strategis Pesantren, Madrasah dan Sekolah Islam di Indonesia
Sri Haningsih
Abstrak
Peran pesantren telah lama diakui oleh masyarakat, demikian halnya dengan madrasah dan sekolah Islam misalnya tentang peradaban. Kepiawaian pesantren, madrasah dan sekolah Islam dalam memformulakan pemahaman dan pemikirannya sehingga melahirkan kultur yang mengadabkan manusia adalah potensi riil pesantren, madrasah dan sekolah Islam. Di era global kepiawaian, kultur dan peran strategis itu harus menjadi lebih dimunculkan, atau dituntut untuk dilahirkan kembali. Pesantren, madrasah dan sekolah Islam mempunyai reputasi tersendiri sebagai lembaga yang bercirikan agama Islam. Pertama, sebagai lembaga pendidikan. Kedua, sebagai lembaga lembaga sosial kemasyarakatan. Sebagai lembaga pendidikan karena pesantren madrasah dan sekolah Islam umumnya menyelenggarakan pendidikan. Bahkan karena memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan penyelenggaraan pendidikan lain. Sebagai lembaga sosial kemasyarakatan dibuktikan dengan diharapkannya kehadiran pesantren, madrasah dan sekolah Islam dalam masyarakat. Kehadiran di sini dimaksudkan dalam rangka changing and developing masyarakat. Pesantren, madrasah dan sekolah Islam di sini dianggap sebagai lambang permanensies seorang kiyai di komunitas, atau daerah tertentu. Di bidang ini pesantren, madrasah dan sekolah Islam sangat dikagumi karena pandai merubah perilaku masyarakat, memotivasi, atau melakukan perubahan-perubahan terhadapnya sekalipun terdapat keluhan akan adanya pesantren yang bersifat eklusif, tertutup dengan masyarakat lingkungannya, namun umumnya masyarakat sekitar pesantren mengalami perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya.
Kata kunci : peran, pesantren, madrasah, dan sekolah Islam.
Pengembangan Madrasah sebagai Pendidikan untuk Semua
Muzhoffar Akhwan
Abstract
Since the early 20th century, madrasah with its independent characteristics is accepeted by people gradually, as one of the Islamic education which plays an important role in the development and improvement of education quality in Indonesia. However its existence which is managed by people as much as 96% made it difficult to get its right to be supervised based on the letter of dicision from the Ministry of Religion.The government’s aid is very important for process of modernizing the school. The madrasah system was related to the school Islamic identity in facing the competition of education in global era.
Keyword: Islamic education, madrasah, education quality.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia (Tinjauan Aspek Rekrutmen dan Seleksi)
Nanang Nuryanta
Abstrak
Pengelolaan sumber daya manusia adalah merupakan aspek yang sangat penting dalam proses pendidikan secara umum. Oleh karena itu fungsi-fungsi dalam pengelolaan sumber daya manusia harus dilaksanakan secara optimal sehingga kebutuhan yang menyangkut tujuan individu, perusahaan, organisasi ataupun kelembagaan dapat tercapai. Disamping itu dengan prosedur pengelolaan sumber daya manusia yang baik diharapkan kekurangan dan problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, yaitu yang terkait dengan kemampuan daya saing dapat teratasi. Suatu bukti bahwa bangsa Indonesia masih belum siap untuk bersaing dalam dunia global dapat dilihat dari kemampuan daya saing sumber daya manusianya. Tenaga ahli kita belum cukup memadai untuk bersaing di tingkat global. Dilihat dari pendidikannya, angkatan kerja kita saat ini sungguh memprihatinkan. Sebagian besar angkatan kerja (53%) tidak berpendidikan. Mereka yang berpendidikan dasar sebanyak 34%, berpendidikan menengah 11%, dan yang berpendidikan tinggi (universitas) hanya 2%. Padahal tuntutan dari dunia kerja pada akhir pembangunan pada jangka panjang II nanti mengharuskan angkatan kerja kita berpendidikan. Dari angkatan kerja yang ada hanya 11% saja yang tidak berpendidikan; 52% berpendidikan dasar; 32% berpendidikan menengah; dan 5% dari angkatan kerja harus telah berpendidikan universitas.
Kata kunci: Sumber Daya Manusia, Pendidikan.
Pemberdayaan Pendidikan Islam Merespon Perkembangan Teknologi Informasi
Fathul Wahid
Abstrak
Pendidikan Islam tidak dipungkiri memiliki peran yang penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Meskipun demikian, keberadaan pendidikan Islam saat ini nampaknya sudah mulai kurang menarik minat umat. Kondisi ini membutuhkan respon yang aktif-kreatif untuk memberdayakan pendidikan Islam untuk merespon perkembangan lingkungan, termasuk perkembangan teknologi informasi (TI). Tulisan ini menjelaskan potensi TI yang bisa dimanfaatkan oleh pendidikan Islam, baik sebagai lembaga pendidikan Islam maupun sebagai pengajaran Islam. Agenda aksi yang bisa dilakukan oleh pendidikan Islam untuk merespon perkembangkan TI dipresentasikan dalam akhir tulisan ini.
Kata kunci: pendidikan Islam, teknologi informasi, e-learning.
Permasalahan dan Penataan Pendidikan Islam Menuju Pendidikan yang Bermutu
Hujair A. H. Sanaky
Abstrak
Mutu pendidikan merupakan hal yang harus diperhatikan dan diupayakan untuk dicapai, sebab pendidikan akan menjadi sia-sia bila mutu proses dan lulusannya rendah. Lebih parah dan menyedihkan lagi jika out put pendidikannya menambah beban masyarakat, keluarga, dan negaranya. Masyarakat dan berbagai lembaga pendidikan Islam berkeinginan untuk menjadikan pendidikan Islam sebagai salah satu pendidikan alternatif. Pemikiran semacam ini memerlukan paradigma baru untuk meningkatkan kualitan pendidikannya, diperlukan penataan program pendidikan Islam mulai dari visi, misi, tujuan, kurikulum dan materi pembelajaran, strategi dan metode, manajemen dan kepemimpinan yang berkualitas, dana, dan dukungan pemerintah dan penerimaan masyarakat terhadap prodak pendidikan Islam.
Kata Kunci: Pendidikan Islam yang mutu dan unggul
Psikologi Humanistik dan Aplikasinya dalam Pendidikan
Ratna Syifa’a Rachmahana
Abstrak
Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah ahli psikologi humanistik ia adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi humanistik yang lainnya merupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalis. Psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic education). Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan humanistik. Aliran Psikologi Humanistik selalu mendorong peningkatan kualitas diri manusia melalui penghargaannya terhadap potensi-potensi positif yang ada pada setiap insan. Seiring dengan perubahan dan tuntutan zaman, proses pendidikan pun senantiasa berubah.
Kata kunci: psikologi, humanistik, pendidikan
Pendidikan Multikultural: Upaya Meminimalisir Konflik dalam Era Pluralitas Agama
Ruslan Ibrahim
Abstrak
Problem utama kehidupan dalam era pluralitas agama adalah terjadinya konflik, baik antar individu maupun kelompok. Konflik bisa disebut sebagai entitas yang abadi dalam setiap perbedaan. Karena itu, menghilangkannya semasih ada perbedaan adalah “mustahil”, tetapi yang bisa dilakukan adalah meminimalisir. Strateginya adalah penerapan pendidikan multikultural dalam kurikulum, selain adanya kesepakatan dialog dari kalangan yang berbeda. Namun, perlu ditegaskan bahwa sesuai dengan peran dan fungsi pokok pendidikan sebagai transfer nilai dan pengetahuan (transfer of values and knowledge), maka pendidikan multikultural merupakan jalan yang lebih signifikan dibanding dengan strategi lain, karena pendidikan multikultural memiliki cita-cita ideal, yaitu terwujudnya perdamaian, keadilan, dan persaudaraan sosial, anti konflik, kekerasan, dan diskriminatif.
Kata Kunci: Pluralitas Agama, Konflik dan Pendidikan Multikultural
Muhammad Anas
Tulisan ini merupakan hasil resensi dari karya Dr. H.M. Zainuddin M.Pd yang berjudul Reformasi Pendidikan: Kritik Kurikulum dan Manajemen Berbasis Sekolah. Buku yang ditulis Dr. H.M. Zainuddin M.Pd merupakan revisi, editing dan penambahan dari Disertasi penulis pada Program Pascasarjana (D-3) Ilmu-ilmu Sosial Universitas Merdeka Malang dengan Judul Reformasi Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Kajian Makna atas Kebijakan Biaya Pendidikan di SMUN 1 Blitar. Dan juga merupakan eksplorasi dari hasil penelitiannya tentang faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan dan faktor faktor sebagai penyebab penyimpangan atas kebijakan nasional “Reformasi Pendidikan di Era Otonomi Daerah” yang telah diterapkan oleh SMUN 1 Blitar dalam kegiatan pendidikan di Kota Blitar. Fokus penelitian Dr. H.M. Zainuddin M.Pd ini diarahkan pada Kritik Kurikulum dan Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah yang belum mengarah pada ide-ide dasar MBS itu sendiri, yang kemudian menyebabkan peningkatan mutu pendidikan belum bisa tercapai secara optimal.