Arah Kiblat dan Akurasinya dengan GOOGLE EARTH
Yogyakarta, fis.fiai.uii.ac.id. Prodi Hukum Islam (Syari’ah) Fakultas Ilmu Agama Islam menerima kunjungan dari Fakultas Syari’ah IAIN Raden Fatah Palembang Pada hari Senin tanggal 27 Juli 2009 bertempat di Ruang Sidang Utama Gedung FIAI Kampus Terpadu UII Jl. Kaliurang Km. 14,5 Yogyakarta.
Acara dimulai pukul 13.00 WIB, Dosen Prodi Hukum Islam (Syari’ah) FIAI UII dengan mata kuliah Ilmu Falak sekaligus Anggota Badan Hisab Rukyat (BHR) Pusat dan Provinsi DIY Drs. Sofwan Jannah, M.Ag menyampaikan pada acara Silarurahmi Dosen Mahasiswa Fakultas Syari’ah IAIN Raden Fatah Palembang mengenai Arah Kiblat dan Akurasinya dengan Google Earth.
Dalam penyampaiannya Drs. Sofwan Jannah, M.Ag menjelaskan secara detail bahwa ada beberapa pandangan problem arah kiblat yaitu Fiqhiyah dan Non-Fiqhiyah. Fiqhiyah merupakan pemahaman terhadap Dalil Syar’i (tidak begitu Nampak) sedangkan Non-Fiqhiyah adalah Taqlid (terlalu percaya) kepada tokoh masyarakat, Taqlid pada Kompas Qiblat (Kompas Sajadah) serta salah dalam menetapkan data atau melakukan perhitungan akibatnya Sholat tidak menghadap Kiblat (tidak sesuai dengan perintah Allah SWT).
Menurut Fiqhiyah, pendapat Syafi’iyah dan Hanabila penentuan arah kiblat menunjukkan kepada Ka’bah sedangkan pendapat Hanifiyah dan Malikiyah arah Kiblat menunjukkan kepada Masjidil Haram. Namun demikian menurut Non Fiqhiyah penentuan arah kiblat sepenuhnya diserahkan kepada tokoh masyarakat (agama), meskipun diketahui menurut hasil perhitungan tidak tepat. Percaya sepenuhnya terhadap kompas kiblat atau kompas Sajadah meskipun banyak kelemahannya. Salah dalam mengukur dan menetapkan data geografis tempat yang dihitung arah kiblatnya, salah dalam perhitungan, atau salah dalam pengukurannya di lapangan. Arah yang wajib dihadapi setiap Muslim pada saat melaksanakan Sholat, yaitu Ka’bah.
Sebagaimana dikatakan dalam Alqur’an: “Palingkanlah mukamu ke arah Masjid al Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah ke arahnya… (QS Al Baqarah (2): 150) dan Hadis: “Apabila kamu hendak salat, maka sempurnakanlah berwudu, lalu menghadap kiblat, kemudian takbir (salat) (HR. Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah r.a.), Ketika Nabi saw masuk ke dalam Baitullah, Beliau berdo’a di setiap sudutnya dan tidak salat sehingga Beliau keluar dari Baitullah, setelah keluar Beliau salat dua raka’at dengan menghadap (di hadapan) Ka’bah, dan (Nabi saw) bersabda: “ini adalah Kiblat”(HR. Bukhari-Muslim dari Ibnu Abbas r.a.) serta “Baitullah adalah kiblat bagi orang-orang di Masjidil Haram. Masjidil Haram adalah kiblat bagi penduduk tanah haram (Mekah), dan Tanah Haram adalah kiblat bagi semua umatku di muka bumi, baik di Barat maupun di Timur”. (HR Baihaqi dari Abu hurairah r.a.)
Arah dari Tempat Sholat ke Ka’bah (Mekah) ditunjukkan oleh busur lingkaran besar yang menghubungkan Tempat Sholat dengan Ka’bah. Arah Kiblat adalah arah yang ditunjukkan oleh busur lingkaran besar pada permukaan bumi yang menghubungkan letak geografis tempat Sholat dengan Ka’bah
Langkah-langkah untuk menentukan arah kiblat diantaranya hubungkan tempat sholat dengan Kutub Utara melalui lingkaran meridian, hubungkan Ka’bah dengan Kutub Utara melalui lingkaran meridian serta hubungkan tempat sholat dengan Ka’bah melalui busur lingkaran besar, akan terbentuk segitiga bola yang sudut-sudutnya terdiri dari tempat sholat, Ka’bah, dan Kutub Utara. (Segitiga bola Arah Kiblat). Selanjutnya tempat sholat dinyatakan sebagai titik B = K, Ka’bah dinyatakan sebagai titik A dan Kutub Utara dinyatakan sebagai titik C. Terbentuknya segitiga bola ABC dengan: A = Ka’bah, B = tempat Sholat, C = Kutub Utara. (busur BC) = meridian tempat sholat; arah dari B ke C adalah arah Utara sejati untuk tempat solat, (busur AC) = meridian Ka’bah; arah dari A ke C adalah arah Utara sejati untuk Ka’bah dan (busur AB) = busur lingkaran besar yang menghubungkan Ka’bah dengan tempat solat = Busur Arah Kiblat.
Beberapa hal yang dihasilkan dalam diskusi tersebut adalah penggunaan penentuan arah kiblat dengan menggunakan Metode Google Earth.