Rekreasi dibutuhkan untuk melepas diri sejenak dari kesibukan kerja. Setelah itu, diharapkan kinerja semakin membaik dan produktif. Berkenaan dengan itu, Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) mengadakan Rekreasi/Family Gathering 2016 ke Malang, Jawa Timur. Rekreasi dilakukan selama 3 hari, Jumat sore-Minggu, 3-5 Jumadil Ula/12-14 Februari 2016.

IMG_9947Selama di Malang, rombongan mengunjungi beberapa tempat wisata. Mulai dari Petik Apel di Kebun Apel Batu, berkunjung ke Eco Green Park. Setelah santap siang dialnjutkan ke Jawa Timur (Jatim) Park 1 lalu ke Museum Angkut. Malam harinya adalah acara makan bersama sekaligus ceramah motivasi dan pembagian doorprice.

Dalam sambutannya, Dekan FIAI Dr. H. Tamyiz Mukharrom, MA berharap rekreasi tersebut membawa kebaikan bagi FIAI. Menurutnya, kalau sesama pegawai FIAI setiap hari bisa bertemu namun untuk keluarga besar tentu tidak setiap saat. Oleh karena itu pertemuaan keluarga besar FIAI menjadi penting untuk mengeratkan persaudaraan (ukhuwah).

Ceramah motivasi disampaikan oleh Dr. Supriyanto Pasir, S.Ag., M.Ag. Dalam ceramahnya dia menyampaikan tentang Tips Hidup Bahaginya. “La hayaata thayyibata illaa li ath-thai’iin…,” ujarnya. Maksudnya, tidak ada kehidupan yang baik kecuali bagi mereka yang taat. Dengan demikian, kalau ingin bahagia salah satunya adalah dengan terus menjaga ketaatan kepada Allah.

Acara dilanjutkan dengan pembagian doorprice. Doorprice berasal dari Dekanat FIAI, Prambanan Tour, dan Bank Muamalat. Sementara esoknya (Minggu), rombongan menuju Taman Safari Prigen, Pasuruan. Setelah kurang lebih 3 jam berada di sana, rombongan bertolak menuju Yogyakarta. (Samsul Zakaria)

Setiap tahunnya, unit-unit di UII memiliki agenda besar yang terumuskan secara sistematis dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT). Kinerja unit harus berangkat dari RKAT yang telah disusun tersebut, baik dari sisi kegiatan maupun anggaran. RKAT tersebut di awal tahun berikutnya dipertanggungjawabkan dalam Audit Manajemen oleh Tim Badan Wakaf UII

Selama 3 hari, Senin-Rabu, 06-08 Jumadil Ula 1437 H/15-17 Februari 2016, Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) menerima kunjungan Tim Badan Wakaf kaitannya dengan pertanggungjawaban RKAT. Pembukaan Audit Manajemen dilakukan di Ruang Sidang, Senin paginya. Dalam pembukaan tersebut hadir seluruh auditor untuk FIAI dan auditee (yang akan diaudit).

Dalam samDSC_5674butannya Dekan FIAI Dr. H. Tamyiz Mukharrom, MA mengucapkan terima kasih atas kehadiran para auditor. Harapannya, hasil audit RKAT 2015 lebih baik dan menjadi masukan berharga untuk pelaksanaan RKAT 2016. “Meskipun tadi malam (dini hari) baru pulang rekreasi dari Malang, kami siap diaudit,” tuturnya.

Bertindak sebagai lead auditor, Drs. Syamsul Hadi, MS., Ak., CA. Dalam sambutannya dia menyampaikan bahwa audit bukan semata-mata menjadi kesalahan. “Maka kita sebut pengecekan saja, bukan audit. Kalau audit kesannya lain,” ujarnya. Dia juga menambahkan bahwa proses audit terus menyesuaikan dengan perkembangan.

“Oleh karena itu, apa yang kami sarankan tahun lalu boleh jadi kami salahkan tahun ini. Apa yang kami sarankan tahun ini bisa jadi kami salahkan tahun depan,” tuturnya. Hal ini karena standar audit terus berubah tentu ke arah yang lebih baik. Setelah pembukaan, para auditor menuju ke masing-masing unit untuk melakukan audit.

Di era digital ini teknologi merupakan sebuah keniscayaan dalam kehidupan termasuk dalam lingkup akademik. Untuk itulah, Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) meluncurkan sistem yang diberi nama Islamic Economics Tutorial Academic System (IETAS).

IETAS merupakan sebuah sistem yang diadopsi dari University Dashboard dan Digital Order Management (DOM) yang sebelumnya lebih dikenal dalam marketing hotel dan restoran. Melalui sistem ini, mahasiswa dan dosen dapat melakukan interaksi dengan lebih mudah dan fleksibel. Dengan demikian diharapkan kegiatan akademik dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien. IETAS merupakan hasil kerjasama antara PSEI dengan PT Komuri Indonesia.

5Sistem ini diluncurkan secara resmi pada hari Selasa, 24 Rabi’ul Awwal 1437 H/5 Januari 2016 dalam acara Launching IETAS dan Public Hearing Mahasiswa PSEI 2015. Acara yang diadakan di Ruang Sidang Utama FIAI UII ini dihadiri oleh seluruh pemangku kepentingan dalam lingkup PSEI, baik dosen, laboran, staff, dan mahasiswa.

Peresmian sistem ini dilakukan secara simbolis dengan penyerahan user manual dari pihak PT. Komuri Indonesia ke Dekan FIAI UII, Dr. H. Tamyiz Mukharrom, MA.

“Sistem ini dilatarbelakangi oleh kesulitan yang dialami mahasiswa dalam melakukan bimbingan, baik bimbingan akademik maupun bimbingan tugas akhir,” ujar Firmansyah, pengembang sistem IETAS.

Selain launching, pihak PT Komuri Indonesia juga melakukan sosialisasi dan tutorial secara singkat tentang sistem IETAS diikuti dengan dialog interaktif dengan mahasiswa. (Samsul Zakaria/DMP)

Salah satu keterampilan yang harus dimiliki mahasiswa adalah bagaimana mengaplikasikan teori yang didapat di kelas dalam dunia praktis. Dalam rangka menjembatani hal ini, beberapa dosen bersama para mahasiswa Program Studi Hukum Islam (PSHI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII melakukan kunjungan ke Lapas Batu, Nusa Kambangan, Cilacap.

4Kunjungan dilakukan pada Sabtu, 21 Rabiul Awwal 1437 H/02 Januari 2016. Turut mendampingi kunjungan tersebut, Dr. Drs. Sidik Tono, M.Hum. (Ketua Pusat Kajian dan Bantuan Hukum Islam [PKBHI]), Dr. Drs. Dadan Muttaqien, SH., M.Hum. (Dosen), Anisah Budiwati, SHI., MSI. (Dosen), dan M. Khoirur Rofiq, SHI. (Staf). Kunjungan tersebut adalah kali kedua dimana sebelumnya dilakukan akhir 2014.

Dalam kunjungan tersebut mahasiswa dan dosen diberikan kesempatan untuk berdialog dengan para napi di Lapas Batu. Lapas Batu adalah satu diantara 7 lapas yang ada di Nusa Kambangan. Selain itu, mahasiswa juga mengunjungi kawasan pantai yang cukup eksotis di ujung lapas Nusa Kambangan. (Samsul Zakaria)

Salah satu kebutuhan penting Universitas Islam Indonesia (UII) untuk menuju World Class University (WCU) adalah tersedianya dosen asing. Dalam hal tersebut, semua unit program studi bertanggung jawab untuk mengupayakannya. Berkaitan dengan itu, Program Studi Hukum Islam (PSHI) FIAI melakukan negosiasi dengan Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi untuk mendapatkan jatah dosen Arab.

3Negosiasi dilakukan langsung di kantor Atase Agama di Jakarta, Selasa, 17 Rabiul Awwal 1437 H/29 Desember 2015. Turut serta dalam acara tersebut, Prof. Dr.  Amir Mu’allim, MIS., Drs. Syarif Zubaidah, M.Ag., dan Dr. Drs. Sidik Tono, M.Hum. Menyambut langsung delegasi dari UII Mudir Atase Agama, Syeikh an-Nughaimisiy. Dia merespon baik dan berjanji akan memberikan bantuan untuk mendatangkan dosen Arab dimaksud.

Syeikh an-Nughaimisiy berpesan supaya UII menguruskan iqamah (izin tinggal) di Indonesia sebagai dosen untuk dosen yang akan ditempatkan di UII. Bila hal tersebut sudah dilakukan UII maka terkait dengan dosen bukan masalah yang berarti.

Penting dicatat bahwa hubungan antara UII secara institusional dengan Atase Agama cukup baik. Terbukti, ribuan buku telah diberikan kepada UII. Disamping itu, setiap tahun UII juga mendapatkan jatah kurma dan bantuan ifthar (buka puasa). (Samsul Zakaria)

Universiti Sultan Sharif Ali (UniSSA) adalah satu-satunya universitas Islam negeri di Brunei Darussalam. Meskipun tergolong universitas baru, UniSSA telah banyak memiliki dosen timur tengah yang banyak menelurkan karya. Disamping itu, bahasa pengantar perkuliahan di UniSSA menggunakan bahasa Arab dan Inggris.

2Bertalian dengan itu, Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) membuka pintu kerjasama strategis dengan UniSSA. Delegasi FIAI UII berkunjung ke UniSSA, Kamis, 05 Rabiul Awwal 1437 H/17 Desember 2015 untuk berdialog dengan pimpinan dan para dosen UniSSA.

Dalam kunjungan tersebut FIAI UII diwakili oleh Dra. Sri Haningsih, M.Ag (Wakil Dekan), Nur Kholis, S.Ag., SEI., M.Sh.Ec (Ketua Tim), Dr. Dra. Rahmani Timorita Yulianti, M.Ag (Kaprodi Ekonomi Islam), Drs. Syarif Zubaidah, M.Ag (Sekretaris Prodi Hukum Islam), dan Drs. Muzhoffar Akhwan, MA (Pengasuh Ponpes UII).

Awalnya, UII sudah menyiapkan naskah Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) dengan UniSSA. Namun penandatanganan tersebut tidak dapat langsung dilakukan. Hal itu karena UniSSA sebagai universitas negeri tidak dapat mengambil keputusan sepihak. Naskah MoU dan MoA harus diperiksa terlebih dahulu oleh peguam negara.

Betatapapun demikian, Dr. Hjh Mas Nooraini binti Haji Mohiddin selaku Dekan Fakulti Syari’ah dan Undang-undang (FSU) UniSSA menyambut baik kedatangan UII. UniSSA sepakat untuk menjalin kerjasama dengan FIAI UII dalam bidang pertukaran mahasiswa, riset bersama, dan aktivitas akademik lainnya. (Samsul Zakaria)

Kerjasama dengan institusi luar negeri memiliki nilai strategis bagi sebuah universitas. Berkaitan dengan itu, Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII mempertegas hubungan baiknya dengan Fakulti Syariah dan Undang-undang (FSU) Universiti Sains Islam Malaysia (USIM).

1Dalam kunjungan ilmiah yang dilakukan pada Rabu, 04 Rabiul Awwal 1437 H/16 Desember 2015 tersebut dicarakan beberapa hal penting. Khususnya terkait transfer of credit dalam pertukaran mahasiswa (students exchange). Selain itu juga dibicarakan kemungkinan untuk pertukaran dosen dan riset bersama serta beberapa hal strategis lainnya.

Dalam kunjungan tersebut FIAI UII diwakili oleh Dra. Sri Haningsih, M.Ag (Wakil Dekan), Nur Kholis, S.Ag., SEI., M.Sh.Ec (Ketua Tim), Dr. Dra. Rahmani Timorita Yulianti, M.Ag (Kaprodi Ekonomi Islam), Drs. Syarif Zubaidah, M.Ag (Sekretaris Prodi Hukum Islam), dan Drs. Muzhoffar Akhwan, MA (Pengasuh Ponpes UII).

Dr. Lukman Abdul Muta’alie, selaku Wakil Dekan FSU merespon baik maksud kedatangan delegasi FIAI UII. Bentuk kerjasama konkrit dari pembicaraan tersebut akan dituangkan dalam Memorandum of Agreement (MoA) yang akan ditandangani kemudian atau secara desk to desk. Sementara Memorandum of Understanding (MoU) antara UII dan USIM masih berlaku sampai saat ini. (Samsul Zakaria)

Dinamika ekonomi internasional cukup memberikan dampak lambatnya pergerakan ekonomi Indonesia beberapa bulan terakhir. Mulai dari currency war, penundaan kenaikan suku bunga the Fed, dan krisis fiskal di Eropa. Dampak tersebut menginisiasi pemerintah untuk mengeksekusi beberapa paket kebijakan dari paket kebijakan jilid 1 sampai 4.

Per Oktober 2015 paket kebijakan jilid 5 disambut baik oleh sektor pasar modal. Hal ini berkaitan dengan dorongan untuk menilai kembali Aset BUMN dan perusahaan swasta yang berdampak positif bagi perusahaan, terutama yang memiliki aset dominan dalam bentuk tanah dan bangunan.

Dalam konteks ini, peranan sektor keuangan syariah menjadi vital untuk menyambut kebijakan ini dengan menyusun strategi-strategi tertentu agar dapat mempercepat pergerakan sektor keuangan yang terkena dampak perlambatan ekonomi nasional ini. Sektor keuangan syari’ah yang memiliki prinsip fundamental yang berbeda dengan konvensional tentunya dapat dijadikan sebagai competitive advantage dan value added dalam menarik investor dalam rangka perbaikan ekonomi nasional dari sisi pembiayaan.

Merespon hal tersebut, Program Studi Ekonomi Islam (PSEI) FIAI mengadakan kajian tentang Dampak Kebijakan Revaluasi Aset dalam Perbaikan Fundamental Ekonomi: Strategi dan Peluang Sektor Keuangan Syariah. Acara diadakan di Ruang Sidang FIAI, Selasa, 28 Muharram 1437 H/10 November 2015. Hadir sebagai pembicara tunggal Priyonggo Suseno, SE., M.Sc. (Dosen Fakultas Ekonomi UII).

Priyonggo menyampaikan bahwa isu revaluasi aset cukup penting bagi perusahaan yang telah memiliki aset tetap dan lama yang belum direvaluasi. Namun revaluasi aset tersebut kurang relevan bagi perbankan syariah. “Hal yang justru dibutuhkan adalah bagaimana bank syariah meningkatkan skala ekonomis, skope ekonomis, dan learning effeciency,” ujarnya dalam acara yang dimoderatori oleh Yuli Andriansyah, SEI., MSI.

“Potensi dana zakat tidak relevan untuk direvaluasi karena dana zakat bukan termasuk aset tetap akan tetapi aset lancar yang potensinya dapat menurun jika direvaluasi,” tuturnya ketika menanggapi pertanyaan keterserapan potensi dana zakat di Indonesia, apakah sudah dilakukan revaluasi aset atas dana tersebut.

“Luaran dari kegiatan kajian ini adalah berita sebagai pengayaan wawasan publik. Selain itu materi yang diberikan nantinya dapat dijadikan pijakan materi awal dalam mengembangkan penelitian-peneliatan yang dianggap relevan sebagai respon pengembangan strategi sektor keuangan syariah,” ujar Zein Muttaqien, SEI., MA., selaku Ketua Panitia Kajian.

Sebelumnya, acara dibuka oleh Wakil Dekan FIAI, Dra. Hj. Sri Haningsih, M.Ag. Dalam sambutannya dia berharap kajian itu dapat diterus dikawal dan dilakukan secara berkelanjutan. Menurutnya, kajian tersebut sangat strategis untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dan dosen.

Salah satu standar mutu Universitas Islam Indonesia (UII) yaitu adanya 5 persen mahasiswa asing. Dalam konteks tersebut, masing-masing unit atau prodi semestinya turut andil mewujudkan standar tersebut. Program Studi Hukum Islam (PSHI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) merespon hal tersebut dengan mengadakan “Workshop Strategi Promosi Kelas Internasional”. Hal ini sejalan dengan langkah PSHI akhir September lalu yaitu me-launching kelas internasional berbahasa Arab.

Bertempat di Ruang Sidang FIAI, Kamis, 02 Muharram 1437 H/15 Oktober 2015 acara berjalan lancar. Hadir 2 pembicara dari Fatoni University (FTU) Thailand, Ust. Mahdee Maduerawae, MA., dan Ust. Suaidee Orsantinutsakul, MA. Dalam sambutannya, Wakil Dekan FIAI, Dra. Hj. Sri Haningsih, M.Ag., sangat mengapresiasi workshop tersebut. “Kelas internasional sangat inline dengan World Class University (WCU) UII,” tuturnya.

Sebelumnya, UII dengan inisiasi FIAI telah melakukan kerjasama dengan FTU. “Ini adalah follow up dari MoU dan MoA dengan Fatoni University,” ungkap Dr. H. M. Roy Purwanto, MA., selaku moderator yang juga turut menjadi saksi kerjasama UII dan FTU. FTU sendiri meskipun tergolong muda (baru berdiri 1998) sudah memiliki 155 mahasiswa asing. Hal ini tentu menarik untuk dijadikan contoh bagi UII.

Ust. Mahdee mengungkapkan bahwa mulanya di FTU hanya ada 2 fakultas yaitu Ushuluddin dan Syari’ah. Seiring berjalannya waktu sudah ada perkembangan yang signifikan. Satu hal yang menjadi daya tarik mahasiswa asing belajar di FTU adalah dimana pihak kampus membantu mengurusi visa pelajar. Hal ini tidak banyak dilakukan oleh kampus lain.

Sementara Ust. Suaidee menuturkan bahwa networking sangat penting untuk menarik mahasiswa asing. Disamping itu, FTU sendiri adalah kampus Islam satu-satunya di Thailand. Selebihnya, FTU memiliki kurikulum yang kuat dalam hal keislaman. “Wajib hafal Qur’an untuk semua fakultas,” ujarnya. Satu juz per tahun untuk mahasiswa bidang sosial agama dan setengah juz untuk yang eksakta (umum).

Lebih penting lagi adalah bahasa dimana di FTU menggunakan bahasa pengantar Arab dan Inggris. Hal ini tentu memudahkan mahasiswa asing yang tidak mengerti bahasa Thailand. Aspek lain, biaya hidup di Thailand cukup murah. Sebab, secara geografis kampus terletak di kampung sehingga biaya hidup rendah. Beberapa hal di atas menjadi pelajaran penting PSHI untuk menentukan langkah strategis promosinya ke depan.

Salah satu cara meningkatkan kemampuan berbahasa adalah dengan berkomunikasi langsung dengan orang asli dimana bahasa itu berasal. Adalah al-Ustadz as-Sayyid ar-Rifa’i al-Mishri, MA., dosen Mesir yang saat ini sedang mengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo datang ke Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII untuk memberikan kuliah.

12. Matrikulasi 2Acara bertajuk “at-Taujihat wa al-Irsyadat lil Fashl ad-Dauli” tersebut diadakan di Ruang Sidang FIAI, Sabtu, 19 Dzulhijjah 1436 H/3 Oktober 2015. Hadir sebagai peserta 25 mahasiswa hukum Islam yang sudah terseleksi sebagai mahasiswa program internasional bahasa Arab.

Prof. Dr. H. Amir Mu’allim, MIS., selaku Kaprodi Hukum Islam dalam sambutannya dengan sangat antusias menyemangati mahasiswa. Dia memaparkan bahkan secara resmi kelas internasional memang sudah dibuka namun pelaksanaan kuliah reguler akan dimulai semester genap ini.

Sementara itu, Sayyid Rifa’i pertama-tama mengungkapkan takjubnya atas Indonesia. “Indunisiyya jannatullahi fi al-ardh,” ujarnya. Maksudnya, Indonesia adalah surga Allah di muka bumi. Lebih lanjut dia menerangkan bahwa bahasa adalah basis komunikasi. “Al-lughatu asas al-kalam,” tambahnya.

Dalam kuliahnya, Sayyid Rifa’i mengajak mahasiswa untuk lebih berani berkomunikasi dengan bahasa Arab. Di sela-sela itu, dia bertanya kitab apa yang terakhir dibaca mahasiswa. Mahasiswa yang hadir merasa tertantang untuk lebih menguasai bahasa Arab.