Badan Penjaminan Mutu (BPM) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Audit Mutu Internal (AMI) untuk memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan. Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) mendapat kesempatan untuk divisitasi pada Kamis dan Jum’at, (6-7/09/2012). Selain Dekanat, Program Studi dan Pusat-pusat yang ada di FIAI juga menjalani visitasi dalam rangkaian AMI kali ini.
Tag Archive for: Program Studi
Untuk meningkatkan mutu akadmik dan kompetensi lulusan, Porgram Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Workhshop Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI), pada Selasa, (31/7) di Ruang Sidang FIAI. Sejumlah pakar dan praktisi pendidikan dihadirkan untuk memberikan pandangan dan masukan terhadap kurikulum PAI FIAI saat ini.
Rombongan IAIN Raden Fatah Palembang kembali mengadakan kunjungan ke Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII). Kunjungan yang dilaksanakan pada Jumat (13/07/2012) ini dimaksudkan untuk berbagi pengalaman pengelolaan Program Studi Ekonomi Islam FIAI. IAIN Raden Fatah Palembang memang bermaksud membuka Program Studi Ekonomi Islam di kampusnya.
“Indonesia merupakan tanah syurga” demikian kutipan dari essay Hidayatul Mabrur yang mengantarkannya menjadi Juara I dalam Lomba Essay Festival Timur Tengah (FTT) UI Jakarta 2011. Ia menuangkan pemikirannya dalam essay berjudul ‘Menawarkan Eksotisme Pariwisata Ibu Pertiwi dengan Sentuhan Bahasa Arab, Kenapa Tidak?’ Menurutnya, Indonesia adalah setapak tanah syurga yang jatuh ke bumi, membentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote. Berjajar indah menghias cakrawala hingga berjuluk zamrud khatulistiwa. Indah dan kaya alamnya, subur tanahnya, dan begitu banyak kandungan berharga dikerak buminya. Dari sisi keragaman budaya (Tanawwu’u Tsaqofah), negara yang terdiri dari 33 provinsi ini mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Mulai dari dialek bahasa, sastra, tari, musik, lagu-lagu daerah hingga keragaman etnik, suku, ras dan agama yang semua berjalan dengan seimbang dan berdampingan.
Untuk mempelajari student goverment dan sharing tentang ekonomi Islam, Kamis (29/7) lalu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang berkunjung ke FIAI. Kunjungan utamanya difokuskan pada Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) dan Program Studi Ekonomi Islam. Rombongan terdiri dari 35 orang dipimpin oleh Akmal Kamil Kepala Prodi Ekonomi Islam.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…..”(QS. Ali’Imran [03]: 110 )
Muhammad Abdul Qadir dalam bukunya Amar Ma’ruf Nahi Munkar mengatakan bahwa makna ma’ruf menurut timbangan syari’at Islam adalah setiap i’tikad (keyakinan), perbuatan (‘amal), perkataan (qawl), atau isyarat yang telah diakui oleh al-Syâri’ Yang Maha Bijaksana dan diperintahkan sebagai bentuk kewajiban (wujȗb) maupun dorongan (nadb). Jadi, ma’ruf disini berarti al-khayr (kebaikan). Oleh karena itu, amar ma’ruf berarti perintah atau dorongan untuk menjalankan perkara-perkara yangma’rȗf (kebaikan), yang dituntut atau didorong oleh aqidah dan syariat Islam. Sebaliknya, yang dinamakan dengan munkar menurut timbangan syariat Islam adalah setiap i’tikad (keyakinan/keimanan), perbuatan (‘amal), ucapan (qawl) yang diingkari oleh al-Syâri’ Yang Mahabijaksana dan harus dijauhi.
Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum Islam (PKBHI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) kembali menggelar kegiatan rutin mengukur arah kiblat masjid. Kegiatan kali ini diikuti oleh Mahasiswa Komunitas Pecinta Falak (MKPF) FIAI, diantaranya Baharudin, Mira Latuconsina dan Mu’tamirah yang adalah mahasiswa prodi Hukum Islam FIAI. Pengukuran arah kiblat kali ini dilakukan PKBHI menanggapi permintaan Unit 32 KKN UII Angkatan 39 dan Takmir Masjid Al Mu’min Plosorejo Sardonoharjo Ngaglik Sleman (17/12).
Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasul teladan yang baik bagi yang mengharapkan (ridha) Allah dan ganjaran di hari kemudian.
(QS Al-Ahzab [33]: 2l)
Siapa yang tidak kenal dengan Rasulullah Muhammad SAW, sang revolusioner ini? Dengan kemuliaan dan keagungan sifat-sifatnya telah mampu merubah kekelaman zaman di seluruh pelosok penjuru dunia, meskipun beliau secara fisik telah meninggal berabad-abad yang lalu, namun pengaruh yang beliau wariskan kepada umat hingga saat ini masih dapat dirasakan. Kekekalan pengaruh dan ajaran yang hingga kini masih bertahan di hati dan benak setiap manusia di dunia terutama bagi kaum muslimin. Tidak sedikit dari kaum non-muslim juga mengakui keagungan dan kemuliaan beliau, tidak lain karena anugrah Allah SWT yang diberikan kepada beliau yaitu kemuliaan dan keagungan sifat-sifat yang ada pada diri Rasulullah SAW itu sendiri.
“Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Alquran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Ankabut [29]: 45)
Ayat di atas begitu eksplisit menjelaskan adanya keterkaitan antara shalat dan perilaku yang ditunjukkan oleh seorang muslim. Pengaruh shalat memang tidak dapat dijadikan tolak ukur untuk menggeneralisasi dan menghukumi kepribadian semua orang. Tetapi, paling tidak dalam ayat ini Allah menjelaskan sikap seorang manusia dari sudut pandang karakter dan watak/ tabiat yang dibawanya. Shalat itu membersihkan jiwa, menyucikannya, mengkondisikan seorang hamba untuk munajat kepada Allah Swt di dunia dan taqarrub dengan-Nya di akhirat. (Jabir Al-Jazairi, 2004: 298).
Fakultas Ilmu Agama Islam
Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia
Jl. Kaliurang km. 14,5 Sleman, Yogyakarta 55584 Indonesia Email: fiai@uii.ac.id
Telp: 0274-7070200 Ext. 5400